Hasil Ujian Nasional SMP: Provinsi Bali Peringkat Pertama
TEMPO Interaktif, Jakarta - Jakarta – Tahun ini, 99,45 persen siswa Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah dinyatakan lulus. Dari 3.660.803 peserta Ujian Nasional, total yang lulus sebanyak 3.640.569 siswa. "Ada kenaikan 0,03 persen," kata Menteri Pendidikan Nasional, Mohammad Nuh di kantor Kementerian Pendidikan Nasional, Rabu, 1 Juni 2011.
Rata-rata nilai akhir siswa secara nasional sendiri mencapai 7,56. Provinsi Bali menduduki peringkat pertama dengan rata-rata nilai akhir 8,11, diikuti dengan Sumatera Utara (8,04), Jawa Timur (7,86), Sumatera Selatan (7,84), dan Sulawesi Selatan (7,82).
Rata-rata nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia paling rendah, yaitu 7,49 dengan nilai tertinggi mencapai 9,90 dan yang terendah 0,80. Angka ini tak jauh berbeda dengan rata-rata nilai mata pelajaran Matematika, yaitu 7,50, dengan nilai tertinggi 10,00 dan terendah 0,80. Adapun mata pelajaran IPA, rata-rata nilainya 7,60 dengan nilai tertinggi 10,00 dan terendah 1,00. Sementara itu, rata-rata nilai Bahasa Inggris paling tinggi. Rata-ratanya mencapai 7,65, dengan nilai tertinggi 10,00 dan terendah 0,90.
Masih rendahnya nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia, menurut Mansyur Ramli, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional, karena siswa kurang piawai membaca cepat. “Soalnya sendiri tidak terlalu sulit,” kata dia kemarin. Hanya saja, menurutnya, siswa dituntut untuk mendalami makna dan menjawab cepat, sementara banyak kemiripan dalam pilihan jawaban.
Saat ini, Kementerian tengah menggalang masukan dari berbagai kalangan, baik dari universitas maupun asosiasi untuk terus memperbaiki kualitas soal UN. Khusus soal Bahasa Indonesia, Mansyur mengungkapkan bahwa pihaknya kini tengah berkoordinasi dengan Universitas Negeri Yogyakarta.
Tahun ini, dari total 45.551 sekolah yang mengikuti Ujian Nasional, ada 40.218 sekolah yang siswanya lulus seluruhnya dan 12 sekolah yang tingkat kelulusannya nol persen.
Kedua belas sekolah tersebut berasal dari Tujo Una-una, Sulawesi Tenggara (1 sekolah); Tambrauw, Papua Barat (1 sekolah); Halmahera, Maluku Utara (1 sekolah); Ketapang, Kalimantan Barat (2 sekolah); Bojonegoro, Jawa Timur (1 sekolah); Sumenep, Jawa Timur (1 Sekolah); Kebumen, Jawa Tengah (1 Sekolah); Kendal, Jawa Tengah (1 sekolah); dan Temanggung, Jawa Tengah (3 sekolah).
Kalimantan Barat sendiri memperoleh rapor terburuk dalam persentase kelulusan. Tahun ini, 6,15 persen atau 3.722 dari total 60.518 peserta UN di provinsi tersebut dinyatakan tak lulus. Sementara itu, persentase kelulusan tertinggi diperoleh DKI Jakarta. Hanya 0,01 persen atau 7 dari total 134.061 pesertanya yang tidak lulus.
Perolehan nilai akhir siswa telah dikirim Selasa, 31 Mei lalu dan akan diumumkan sekolah pada Sabtu, 4 Juni mendatang.
Rata-rata nilai akhir siswa secara nasional sendiri mencapai 7,56. Provinsi Bali menduduki peringkat pertama dengan rata-rata nilai akhir 8,11, diikuti dengan Sumatera Utara (8,04), Jawa Timur (7,86), Sumatera Selatan (7,84), dan Sulawesi Selatan (7,82).
Rata-rata nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia paling rendah, yaitu 7,49 dengan nilai tertinggi mencapai 9,90 dan yang terendah 0,80. Angka ini tak jauh berbeda dengan rata-rata nilai mata pelajaran Matematika, yaitu 7,50, dengan nilai tertinggi 10,00 dan terendah 0,80. Adapun mata pelajaran IPA, rata-rata nilainya 7,60 dengan nilai tertinggi 10,00 dan terendah 1,00. Sementara itu, rata-rata nilai Bahasa Inggris paling tinggi. Rata-ratanya mencapai 7,65, dengan nilai tertinggi 10,00 dan terendah 0,90.
Masih rendahnya nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia, menurut Mansyur Ramli, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional, karena siswa kurang piawai membaca cepat. “Soalnya sendiri tidak terlalu sulit,” kata dia kemarin. Hanya saja, menurutnya, siswa dituntut untuk mendalami makna dan menjawab cepat, sementara banyak kemiripan dalam pilihan jawaban.
Saat ini, Kementerian tengah menggalang masukan dari berbagai kalangan, baik dari universitas maupun asosiasi untuk terus memperbaiki kualitas soal UN. Khusus soal Bahasa Indonesia, Mansyur mengungkapkan bahwa pihaknya kini tengah berkoordinasi dengan Universitas Negeri Yogyakarta.
Tahun ini, dari total 45.551 sekolah yang mengikuti Ujian Nasional, ada 40.218 sekolah yang siswanya lulus seluruhnya dan 12 sekolah yang tingkat kelulusannya nol persen.
Kedua belas sekolah tersebut berasal dari Tujo Una-una, Sulawesi Tenggara (1 sekolah); Tambrauw, Papua Barat (1 sekolah); Halmahera, Maluku Utara (1 sekolah); Ketapang, Kalimantan Barat (2 sekolah); Bojonegoro, Jawa Timur (1 sekolah); Sumenep, Jawa Timur (1 Sekolah); Kebumen, Jawa Tengah (1 Sekolah); Kendal, Jawa Tengah (1 sekolah); dan Temanggung, Jawa Tengah (3 sekolah).
Kalimantan Barat sendiri memperoleh rapor terburuk dalam persentase kelulusan. Tahun ini, 6,15 persen atau 3.722 dari total 60.518 peserta UN di provinsi tersebut dinyatakan tak lulus. Sementara itu, persentase kelulusan tertinggi diperoleh DKI Jakarta. Hanya 0,01 persen atau 7 dari total 134.061 pesertanya yang tidak lulus.
Perolehan nilai akhir siswa telah dikirim Selasa, 31 Mei lalu dan akan diumumkan sekolah pada Sabtu, 4 Juni mendatang.
Tidak ada komentar: